KSPSTK – Perubahan merupakan bagian dalam kehidupan manusia. Banyak hal baru yang dapat muncul ketika suatu perubahan terjadi.
Seperti yang dirasakan oleh Lilis Mulyani, Pengawas Taman Kanak-kanak Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat. Lilis, yang akrab disapa Bunda ini, mengungkapkan bahwa dengan hadirnya program prioritas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi seperti Program Guru Penggerak (PGP) dan Program Sekolah Penggerak (PSP), memberikan dampak yang luar biasa bagi dirinya.
Ia menjelaskan bahwa apa yang sebelumnya terjadi adalah tugas pengawas sebagai supervisi, memonitor, dan lain sebagainya. Kini, ia bertransformasi menjadi pengawas pemberdaya di mana hal yang ia lakukan adalah memberikan pendampingan kepada kepala sekolah dan guru.
“Sebagai pengawas, dahulu sebagai pengendali pendidikan, sekarang menjadi pengawas pemberdaya, di mana pengawas pemberdaya memberikan pendampingan, bukan lagi memonitor, tetapi lebih ke pendampingan kepada Kepala Sekolah dan Guru. Kita, pengawas, mendampingi mereka untuk ikut serta untuk mengikuti program PGP dan PSP. Kebetulan saya juga sebagai Fasilitator PGP,” ungkapnya kepada Tim Publikasi Direktorat Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan, Jumat (3/3/2023), di sela-sela Kegiatan Penyusunan Materi Program Prioritas Webinar Direktorat KSPSTK.
Menurutnya, transformasi yang terjadi bukanlah sesuatu yang mudah, banyak tantangan yang dihadapi terutama dalam hal pola pikir.
“Tentu yang namanya sebuah transformasi bukan suatu hal yang gampang, perlu perubahan mind set dari para pengawas untuk bisa lebih ke arah pendampingan, tidak lagi seperti dulu supervisi dan lain-lain. Sekarang menjadi rekanan dan juga sahabat belajar bagi guru dan kepala sekolah,” ungkap Lilis Mulyani.
“Awalnya, kami merasa “aduh ini teh gimana ya?” Tetapi setelah berkolaborasi dan melakukan serta mengikuti pelatihan-pelatihan untuk menghadapi program unggulan dari Kemendikbudristek ini, kami siap untuk bertransformasi. Menjadi pemberdaya yang menjadi sahabat belajar bagi guru dan kepala sekolah,” tambahnya.
Sebagai Fasilitator PGP, ia mengungkapkan bahwa program ini memberikan dampak yang luar biasa bagi para guru. Perubahan dalam hal pembelajaran begitu signifikan dirasakan olehnya.
“PGP ini sangat luar biasa sekali. Program ini mampu membentuk seseorang yang awalnya mengajar terhadap siswa masih dipengaruhi oleh pembelajaran yang bersifat kolonial, memerintah, dan lain sebagainya, kini dengan alur MERRDEKA, mereka memulai dari diri sendiri bagaimana melaksanakan pembelajaran, mereka merasa tertampar karena merasa bersalah dengan pembelajaran yang sudah dilakukan kemarin,” jelas Lilis.
“Dengan mengikuti PGP, akhirnya para guru ini sadar dan perubahan itu luar biasa. Karena dengan 3 (tiga) modul yang diberikan dalam PGP, saya sebagai fasilitator membersamai dan mendampingi mereka untuk menjadi yang awalnya bersifat embrio, selama 9 bulan dan 6 bulan, harus menjelma menjadi sosok yang namanya Guru Penggerak,” tambah Lilis.
Dan dampak ini dirasakan benar oleh salah satu guru binaannya. Lilis menceritakan bahwa guru binaannya kini menjadi teladan yang membawa rekan-rekannya menuju Merdeka Belajar.
“Pengalaman saya, saya punya guru binaan, kini setelah mengikuti PGP, ia bisa menjadi teladan serta membawa rekan sejawatnya menuju Merdeka Belajar. Jadi sistem kolonialnya sudah mulai terkikis, pembelajaran anak sudah mulai merdeka, sesuai dengan kebutuhan mereka. Mereka sudah mengalami transformasi yang luar biasa,” ungkap Lilis dengan bangga.
Dukungan memang diperlukan untuk para Guru Penggerak ini, Lilis menjelaskan bahwa kasus yang sering terjadi adalah kurangnya dukungan baik dari rekan sejawat maupun para kepala sekolah.
“Jadi, dukungan perlu diberikan untuk mereka mulai dari rekan sejawat dan terlebih kepala sekolah. Tidak jarang ada yang curhat mengenai kepala sekolah dan lain sebagainya. Kemudian Pengajar Praktik datang langsung ke satuan pendidikan, memberikan sosialisasi serta pendekatan-pendekatan, kini kepala sekolah itu ikut mendukung dan merasakan dampaknya ketika guru mereka mengikuti PGP,” ucap Lilis.
Ia pun mengingatkan kepada para guru dan kepala sekolah untuk berani mencoba hal baru. Hal itu bisa dimulai dari diri sendiri dan dari hal yang terkecil.
“Kepada teman-teman semua, dalam hal apapun, janganlah takut untuk mencoba hal baru. Misalkan kata orang sulit, ya kita harus mencoba, mulai hari ini, dari diri sendiri dan mulailah dulu dari hal terkecil untuk mau mengubah diri dan tidak alergi dengan perubahan. Dengan alergi perubahan tentunya tidak akan ada kemajuan,” tutupnya.