Dalam laporannya, Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan (KSPSTK) Praptono mengungkapkan bahwa Pendidikan Calon Guru Penggerak (CGP) Angkatan 2 ini berawal dengan keikutsertaan peserta sebanyak 3.140 peserta dari 71 Kabupaten/Kota dari 23 Provinsi. Namun seiring perjalanannya, sebanyak 131 peserta tidak bisa melanjutkan pendidikan karena berbagai macam hal.
“Saya ingin melaporkan bahwa Pendidikan Calon Guru Penggerak Angkatan 2 ini berawal dengan keikutsertaan peserta sebanyak 3.140 orang yang berasal dari 71 Kabupaten/Kota dari 23 Provinsi. Namun sepanjang perjalanan 9 bulan, sebanyak 131 orang tidak bisa melanjutkan karena berbagai macam hal, di antaranya karena sakit, meninggal dunia, hingga pindah tugas. Sehingga jumlah CGP yang mengikuti pendidikan selama 9 bulan ini sebanyak 3.009 orang,” ungkap Praptono.
“Kami juga pada kesempatan ini menyampaikan selamat kepada 3.004 CGP atau sebanyak 99,83 persen yang telah dinyatakan lulus dan sebanyak 5 CGP tidak bisa dinyatakan lulus dalam pendidikan. Kepada yang lulus selamat, anda telah berhasil mengikuti program ini dengan sangat luar biasa dan kepada yang belum berhasil jangan patah semangat,” tambahnya.
Direktur KSPSTK Praptono juga memberikan apresiasi yang tinggi kepada kepada seluruh aktor yang terlibat pada Program Guru Penggerak mulai dari para pimpinan daerah, Kemendikbudristek, tim pokja PGP, fasilitator, instruktur dan pengajar praktik yang telah mendukung, menemani, dan membersamai para CGP dalam menjalani proses pendidikan yang berlangsung selama 9 bulan.
Ia juga berharap kepada para pemimpin daerah agar terus mendukung Program Guru Penggerak serta dapat memberikan restu serta dukungan kepada para guru-guru hebat ini untuk ke depannya.
“Saya harapkan kepada para gubernur, wali kota, dan dinas pendidikan untuk terus mendukung dan memberikan restu serta dukungan kepada guru-guru hebat yang dimiliki yang telah dididik dengan luar biasa selama 9 bulan agar ke depannya dapat berkontribusi lebih besar lagi dalam mempercepat transformasi pendidikan di Indonesia,” ucap Praptono.
Diterbitkannya Permendikbudristek Nomor 40 Tahun 2021 tentang penugasan guru sebagai kepala sekolah juga menjadi catatan dalam laporan Direktur KSPSTK Praptono pada “Penutupan Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 2” ini.
Ia menyatakan bahwa penerbitan ini menjadi wujud komitmen Kemendikbudristek untuk menempatkan Guru Penggerak sebagai pemimpin-pemimpin pembelajaran.
“Kemendikbudristek telah menerbitkan Permendikbudristek Nomor 40 Tahun 2021 tentang penugasan guru sebagai kepala sekolah yang merupakan wujud komitmen kementerian untuk menempatkan Guru Penggerak sebagai pemimpin-pemimpin pembelajaran. Diharapkan untuk memberikan kesempatan kepada guru-guru hebat ini agar menjadi kepala sekolah yang akan siap menciptakan ekosistem belajar yang aman, nyaman, menyenangkan dan inklusi,” ungkap Praptono.
Tak lupa juga ia berpesan kepada seluruh Guru Penggerak untuk terus semangat belajar dan berbagi serta selalu berpihak kepada murid.
“Untuk Guru Penggerak, teruslah berpihak kepada murid, teruslah semangat belajar dan berbagi, kuatkan budaya refleksi dan kolaborasi serta bergerak demi mewujudkan Profil Pelajar Pancasila,” tutup Praptono.
Sejak diluncurkan pada Merdeka Belajar Episode 5 pada bulan Juli 2021, tujuan dari Program Guru Penggerak adalah untuk mencetak para pemimpin pembelajaran yang akan terus menghidupkan kembali pemikiran-pemikiran tokoh pendidikan nasional Ki Hadjar Dewantara.
Melalui program ini, guru-guru Indonesia dapat menciptakan pembelajaran yang menumbuhkan semangat siswa, menguatkan mimpi-mimpi serta menuntun anak didik menjadi generasi pewaris bangsa yang dibanggakan. Generasi yang memiliki karakter Profil Pelajar Pancasila.