KSPSTK - Proses pemberlajaran bisa menggunakan media apa saja. Alam pun bisa menjadi pilihan media pembelajaran guna menciptakan karakter siswa yang mandiri dan kreatif. Hal ini dilakukan oleh Kaniska Kristiani, Kepala Sekolah TK Aisyiyah Kubu Sungai Batang, Kab. Agam, Sumatera Barat.
Berkat Inovasinya dia terpilih sebagai salah satu sepuluh terbaik pada ajang Apresiasi Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah Inspiratif 2022 kategori Kepala Sekolah TK Inspiratif yang diadakan oleh Direktorat Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan, Ditjen GTK, Kemendikbudristek.
“Tema inovasi kami Riak Hujan, yakni rangkaian kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Sekolah kami berada di desa kecil tepatnya di tepian Danau Maninjau,” ujarnya saat ditemui di kawasan Ancol, Jakarta, Jumat (25/11).
Memilih alam sebagai sumber belajar merupakan bahagian syukurnya kepada Tuhan karena telah memberikan sumber daya alam yang luar biasa. Dengan memanfaatkan sumber alam tersebut merupakan wujud rasa syukur kami kepada Tuhan.
“Sumber daya alam kita manfaatkan sebagai sumber belajar anak-anak di sekolah kami,” ujarnya.
Dia mengatakan dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada proses belajar di sekolah tersebut sangat menyenangkan. Selian itu juga bisa menghasilkan produk-produk dan membuat para siswa semakin kreatif.
“Dari Riak Hujan ini kami mendapatkan hasil, karena kami berkolaborasi dengan orang tua dan guru. Dari limbah enceng gondok kita manfaatkan dalam kegiatan parenting dengan hasil karya seperti tas, frame foto, dan sebagainya,” jelasnya.
Selanjutnya, dia mengatakan hasil-hasil karya yang telah dibuat oleh peserta didiknya dipamerkan pada kegiatan Market Day. Melalui kegiatan tersebut diharapkan menumbuhkan nilai-nilai kepemimpinan pada anak-anak.
“Pada kegiatan ini kami biasanya mengundang Wali Nagari (Camat-red) untuk melihat hasil karya anak-anak,” ujarnya.
Terkait praktik baik pada projek Penguatan Profile Pelajar Pancasila dia menjelaskan bahwa hal tersebut menjadi aspek penting dari Kurikulum Merdeka, sehingga sekolahnya menjalankan projek tersebut dengan serius.
Hal yang dilakukan misalnya dengan memperkenalkan budaya-budaya lokal Sumatera Barat yakni memperkenalkan para peserta didik pakaian-pakaian adat asli Sumatera Barat dan budaya-budaya yang lain.
“Kami sudah melakukan dengan memperkenalkan budaya lokal kepada anak-anak yakni memperkenalkan pakaian adat dan budaya makan bersama. Pada HUT RI kami juga mengadakan pawai baju adat dan membaca Pancasila bersama-sama,” ujarnya.