Artikel

SMS (Sapa Masyarakat Sekitar) Menekan Angka Putus Sekolah di Kecamatan Rumbia

img

KSPSTK - UPT SMP Negeri 2 Rumbia yang terletak di desa Tompobulu Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan. Desa Tompobulu merupakan daerah dengan letak geografis yang berada pada dataran tinggi yang memiliki ketinggian berkisar antara 600 - 1627 m di atas permukaan laut. Oleh karena itu, Desa Tompobulu memiliki lahan pertanian yang sangat luas terkhusus lahan perkebunan dan biasa juga dijuluki desa penghasil tanaman sayur-sayuran. Masyarakat di desa Tompobulu sebagian besar berprofesi sebagai petani/pekebun tidak terkecuali para orang tua siswa di UPT SMP Negeri 2 Rumbia.

Karakteristik lingkungan tersebut sangat mempengaruhi kurangnya jumlah anak yang bersekolah dan banyaknya anak yang putus sekolah, karena anak-anak di wilayah tersebut telah dididik untuk fokus menjadi petani sejak dini, sehingga mereka tidak menganggap bahwa pendidikan itu sangat penting untuk masa depan mereka. Adapun tingkat kehadiran siswa yang rendah ke sekolah disebabkan karena membantu orang tua mereka di kebun pada saat memasuki musim tanam dan musim panen bahkan saat perawatan tanaman di kebun siswa UPT SMP Negeri 2 Rumbia tidak hadir ke sekolah karena mereka lebih senang menghabiskan waktu mereka berada di kebun dan mekesampingkan pendidikan mereka. Selain itu, rendahnya tingkat kehadiran siswa di sekolah juga dipengaruhi oleh kurangnya motivasi dan dukungan dari orang tua siswa sehingga menyebabkan beberapa diantara mereka putus sekolah. Tidak adanya dorongan dan motivasi dari orang tua siswa disebabkan karena pemahaman orang tua siswa tentang pentingnya pendidikan masih kurang.

Masalah tersebut berdampak besar pada UPT SMP Negeri 2 Rumbia sebagai sekolah yang berada di sekitar lingkungan tersebut di mana jumlah siswa yang sekolah di  UPT SMP Negeri 2 Rumbia sangat sedikit yaitu hanya 36 orang Tahun 2019 dan 60 orang pada Tahun 2020.

Sapa Masyarakat Sekitar (SMS) bertujuan untuk mengatasi masalah jumlah siswa yang sedikit dan kedisiplinan siswa yang rendah dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas serta diharapkan mampu menekan angka putus sekolah di UPT SMP Negeri 2 Rumbia. Program SMS ini merupakan sarana komunikasi dan edukasi yang relevan antara pihak sekolah (kepala sekolah, guru dan pegawai) dengan orang tua siswa karena mereka bertemu dan berdiskusi secara langsung. SMS ini merupakan kerja sama antara pengawas, kepala sekolah, komite sekolah, guru, pegawai, orang tua siswa dan Fasilitator Sekolah Penggerak (FSP).

Ide utama dari program SMS ini adalah untuk dapat mengetahui semua kendala-kendala yang dihadapi siswanya dan menampung semua masukan, kritikan dan alasan mengapa banyak masyarakat yang tidak mau menyekolahkan anaknya, kurang memotivasi anak untuk disiplin datang mengikuti pembelajaran di sekolah bahkan mereka ada yang membiarkan anaknya sampai putus sekolah. Sehingga pihak sekolah (kepala sekolah, guru dan pegawai) dapat memberikan solusi untuk setiap masalah yang dihadapi siswa dan dapat menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai pentingnya pendidikan kepada orang tua siswa secara langsung. Adanya komunikasi dan diskusi secara langsung antara pihak sekolah (kepala sekolah, guru dan pegawai) dan orang tua siswa melalui SMS ini UPT SMP Negeri 2 Rumbia berhasil meningkatkan jumlah siswanya dari tahun ke tahun, meningkatkan kehadiran siswa mengikuti pembelajaran di kelas, dan program SMS ini juga mampu menekan angka putus sekolah serta meningkatkan pemahaman pentingnya pendidikan kepada masyarakat (orang tua siswa).

Metode

Implementasi program Sapa Masyarakat Sekitar (SMS) yang dilakukan UPT SMP Negeri 2 Rumbia dalam mengatasi minimnya jumlah siswa, kedisiplinan siswa mengikuti pembelajaran dan menekan angka putus sekolah. Adapun unsur-unsur yang terlibat saat evaluasi pembelajaran dan penyusunan SMS adalah pengawas, kepala sekolah, komite sekolah, guru dan pegawai serta perwakilan orang tua siswa di UPT SMP Negeri 2 Rumbia. Pengawas, ketua komite, dan orang tua ikut hadir saat rapat penyusunan program sekolah dan memberikan arahan serta masukan pada saat rapat pengambilan keputusan untuk membuat program SMS. Kepala sekolah, guru dan pegawai terlibat dalam rapat dan sekaligus terlibat dalam pelaksanaan SMS untuk turun menyapa masyarakat.

SUHAEDIR2

Gambar1. Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Rumbia  bersama guru sapa masyarakat sekitar untuk mengetahui kendala dan alasan mereka tidak menyekolahkan anaknya

Melalui SMS, kami mengharapkan UPT SMP Negeri 2 Rumbia mengalami perubahan yang sangat signifikan terhadap penambahan jumlah siswa dengan tingkat kedisiplinan yang tinggi. Selain itu, kami ingin merubah pemahaman masyarakat tentang arti pentingnya pendidikan dan menjadikan masyarakat sebagai mitra sekolah dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan sekolah.

Melalui program SMS guru dan pegawai diberikan tugas untuk turun menyapa masyarakat (orang tua siswa) untuk menampung semua masukan, kritikan dan alasan mengapa banyak masyarakat yang tidak mau menyekolahkan anaknya, kurang memotivasi anak untuk disiplin datang mengikuti pembelajaran di sekolah bahkan mereka ada yang membiarkan anaknya putus sekolah. Selain itu, guru juga berperan penting dalam memberikan edukasi dan pemahaman kepada orang tua siswa tentang pentingnya pendidikan bagi masa depan anak-anak mereka. Kegiatan kunjungan melalui program SMS ini juga sebagai ajang silaturrahmi antara guru dan orang tua siswa agar terjalin hubungan komunikasi yang baik di antara keduanya.

Guru juga melakukan pendekatan secara sosial melalui program SMS ini untuk mengetahui latar belakang kehidupan siswa-siswanya secara menyeluruh sehingga dapat memberikan perlakuan yang sesuai dengan kebutuhan siswa-siswanya di sekolah. Pada program SMS tersebut kepala sekolah bersama guru serta pegawai turun langsung dengan metode membagi sejumlah guru dan pegawai untuk mendatangi kediaman orang tua siswa yang lokasinya berbeda-beda. Kunjungan tersebut dilakukan secara tim, sehingga pembagian lokasinya ditentukan berdasarkan jumlah tim yang turun pada saat itu.

Kunjungan dilakukan ketika terdapat siswa yang sudah beberapa hari tidak ke sekolah, siswa yang tidak pernah hadir di sekolah, siswa yang sedang sakit, siswa yang ingin berhenti sekolah dan siswa yang ingin pindah sekolah. Serta kunjungan dilakukan setiap tahun ajaran baru.  Jadi bentuk kegiatan program SMS ini tidak dilakukan setiap hari, tetapi guru selalu melakukan evaluasi terhadap kehadiran siswa di sekolah. Selanjutnya, berdasarkan data yang disampaikan oleh guru pegawai kemudian mencari tau alamat dan latar belakang siswa tersebut agar dapat segera dikunjungi rumahnya.

SUHAEDIR3

Gambar 2. Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Rumbia bersama guru berkunjung ke rumah orang tua siswa yang anaknya sudah 2 bulan tidak ke sekolah

Setiap tahun ajaran baru pihak sekolah (kepala sekolah, guru, dan pegawai) melalui SMS selalu melakukan kunjungan ke rumah calon siswa baru untuk mengurangi angka putus sekolah. Kebiasaan masyarakat di lingkungan desa Tompobulu jika anaknya telah menyelesaikan Sekolah Dasar (SD) tidak mau lagi menyekolahkan anaknya ditingkatan sekolah menengah pertama (SMP). Sehingga penting bagi pihak sekolah (kepala sekolah, guru, dan pegawai) untuk mengunjungi rumah orang tua siswa melalui program SMS untuk mengajak dan memberikan motivasi agar orang tua siswa tersebut mau menyekolahkan anaknya di sekolah menengah pertama (SMP). Selanjutnya tim melakukan pendataan dengan mengumpulkan data kependudukan calon siswa baru untuk dimasukkan ke dalam daftar calon siswa baru UPT SMP Negeri 2 Rumbia.

Hasil

Sapa Masyarakat Sekitar (SMS) berhasil meningkatkan jumlah siswa yang bersekolah di UPT SMP Negeri 2 Rumbia, meningkatkan kehadiran siswa untuk mengikuti pembelajaran dan berhasil menekan angka putus sekolah. Siswa yang bersekolah mengalami peningkatan pada Tahun Pelajaran 2020/2021 dari 36 orang menjadi 60 orang, pada Tahun Pelajaran 2021/2022 dari 60 orang menjadi 109 orang dan pada Tahun Pelajaran 2022/2023 dari 109 orang menjadi 119 orang. Siswa mengalami perubahan sikap seperti hadir tepat waktu mengikuti pembelajaran di kelas. Data tersebut menunjukkan bahwa program ini memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap peningkatan jumlah siswa yaitu sekitar 93% pada Tahun 2022.

Program SMS dapat direplikasi dengan mudah karena tidak membutuhkan biaya yang besar. Program ini meningkatkan kolaborasi antara pengawas, kepala sekolah, komite sekolah, guru, pegawai, dan orang tua siswa dalam rangka meningkatkan jumlah siswa, kehadiran siswa untuk pembelajaran yang berkualitas dan menekan angka putus sekolah. Program ini juga sebagai sarana komunikasi dan ajang silaturrahmi antara guru dan orang tua siswa sehingga diantara keduanya terjalin hubungan yang baik sehingga dapat menjadi mitra yang selalu bekerjasama demi tercapainya cita-cita dan tujuan sekolah.

SUHAEDIR4

Gambar 3. Melalui program SMS kepala sekolah SMP Negeri 2 Rumbia dan guru berkunjung ke rumah siswa yang putus sekolah dan berdiskusi Bersama wali murid.

Selain mudah direplikasi, biaya yang digunakan untuk melaksanakan SMS ini juga sangat murah. Sehingga pihak yang melakukan replikasi tidak perlu mengeluarkan biaya banyak, karena biaya yang digunakan dalam SMS ini hanya biaya transport. Biaya transport hanya digunakan untuk membeli pertalite saat guru, pegawai, kepala sekolah melakukan kunjungan ke rumah warga dan orang tua siswa yaitu sebesar Rp. 50.000,- per tim untuk satu zona kunjungan. Sedangkan jumlah tim yang turun hanya 6 (enam) sesuai dengan jumlah dusun. Hal yang diperlukan dalam melaksanakan program penyusunan program SMS ini hanya kolaborasi yang baik antara seluruh pemangku kepentingan agar program ini dapat berjalan maksimal. Pemangku kepentingan yang dimaksud adalah kerjasama yang baik antara kepala sekolah, pengawas, komite sekolah, guru, pegawai dan orang tua siswa.

Kesimpulan dan Saran

Program Sapa Masyarakat Sekitar (SMS) ini telah berlangsung selama 2 tahun di UPT SMP Negeri 2 Rumbia dan masih dilaksanakan sampai saat ini. Program ini telah memberikan dampak positif yang sangat besar bagi kemajuan sekolah UPT SMP Negeri 2 Rumbia. Melalui program SMS ini keberadaan UPT SMP Negeri 2 Rumbia sebagai sekolah negeri dikenal luas oleh masyarakat. Program ini akan terus berlanjut sampai angka putus sekolah di UPT SMP Negeri 2 Rumbia berhasil dituntaskan, dan siswa di UPT SMP Negeri 2 Rumbia mengalami peningkatan setiap tahun, serta kedisiplinan siswa mengikuti pembelajaran di sekolah mencapai angka 98-100%. Sehingga UPT SMP Negeri 2 Rumbia sebagai sekolah negeri dapat memberikan pendidikan yang berkualitas dan merata secara menyeluruh dilingkup masyarakat.

Sebaiknya semua sekolah mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) dapat mereplikasi program SMS ini, khususnya sekolah yang memiliki jumlah siswa yang sedikit, kedisiplinan siswa yang rendah, dan daerah yang memiliki angka putus sekolah tinggi.

SUHAEDIR1

Dr. Suhaedir Bachtiar, S.Pd., M.Pd
Kepala UPT SMP Negeri 2 Rumbia

# peloportransformasipendidikan # ditkspstk # sapamasyarakatsekitar # kecamatanrumbia # angkaputussekolah # suhaedir # uptsmpnegeri2rumbia
INFO KSPSTK
QnA!