KSPSTK - Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum terbaru yang sudah diterapkan oleh hampir seluruh jenjang pendidikan saat ini. Kurikulum yang diluncurkan pertama kali tahun 2022 ini lebih memusatkan pembelajaran pada materi yang penting agar peserta didik dapat belajar dan memahami lebih mendalam. Untuk itu, para guru diberi fleksibilitas dalam menyusun perangkat ajar menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan belajar para peserta didik.
Kurikulum Merdeka yang mengusung konsep Merdeka Belajar bagi siswa dan Merdeka Mengajar bagi guru merupakan sebuah inovasi pendidikan yang sangat tepat di era digitalisasi ini. Siswa merdeka dalam memilih pelajaran sesuai minat dan potensinya dan guru merdeka dalam mendesain perangkat, tujuan dan proses pembelajaran menyesuaikan dengan kondisi sekolah dan kebutuhan belajar siswa.
Dengan kata kunci “Merdeka”, kurikulum ini sesungguhnya mendorong sebuah kemandirian dan tanggung jawab yang besar akan kemerdekaan belajar, berpikir, berinovasi, dan berkreasi. Maka belajar sepanjang hayat menjadi kekuatan utama yang harus dipenuhi demi suksesnya kurikulum merdeka.
Cita-cita kurikulum merdeka ini akan tercapai jika guru sebagai penggerak kurikulum melakukan perubahan dalam diri, terkait mental atau lebih dikenal dengan revolusi mental. Menurut Tim PKP-Kemenkominfo (2015), revolusi mental adalah upaya membangun karakter manusia dengan mengubah pola pikir bertumbuh, mandiri dan nasionalis.
Revolusi mental untuk pola pikir bertumbuh harus merasuki para guru sehingga bersinergi dengan roh kurikulum merdeka ketika menjalankan tugas, peran dan tanggung jawab dalam melakukan proses pembelajaran. Revolusi mental untuk mengembangkan karakter mandiri dan bertanggung jawab dalam kurikulum merdeka akan mengubah mindset para guru akan makna merdeka dan kebebasan di zaman ini.
Dengan konsep merdeka, guru hanya berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran, maka guru dituntut untuk terus mengupgrade pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan. Keterampilan 4C abad 21 harus dimiliki para guru untuk bisa memfasilitasi pembelajaran dengan baik. Kesadaran guru akan pentingnya memperkaya diri dengan pengetahuan dan ketrampilan terkini harus dibangkitkan. Revolusi mental menjadi solusi untuk memperbaharui mindset dan pola pikir lama yang masih merasuki para guru.
Revolusi mental tidak dapat dilakukan dalam suasana penuh kesibukan dan keramaian sehingga waktu dan tempat menjadi faktor penentu suksesnya revolusi mental. Oleh karena itu, perlu adanya wadah yang dapat memberikan ruang bagi para guru untuk saling berbagi memperbaharui pola pikir masing-masing.
Dalam Kurikulum Merdeka, komunitas belajar menjadi wadah para guru berkumpul untuk belajar, berdiskusi, dan berbagi semangat, pengetahuan dan ketrampilan untuk melakukan transformasi pembelajaran. Komunitas Belajar ini bisa menjadi salah satu wadah untuk memfasilitasi revolusi mental guru sehingga kemerdekaan diartikan sebagai kemandirian mengelola pembelajaran berkualitas dan tanggung jawab mendorong hasil belajar yang maksimal. Dengan ini, guru akan terus belajar dari apa yang sudah dilakukan dan selalu mengembangkan diri untuk apa yang akan dilakukan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa wadah komunitas belajar menjadi ruang yang tepat untuk melakukan revolusi mental para guru sehingga mereka siap sukseskan penerapan kurikulum merdeka.
Revolusi Mental
Pengertian
Sinamo (2014) mendefinisikan revolusi mental sebagai cara hidup keluar dari zona nyaman untuk mendapatkan harapan baru. Revolusi mental dapat diartikan sebagai perubahan cara berpikir dalam waktu yang singkat untuk menanggapi sesuatu yang baru kemudian bertindak dan bekerja (Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, 2022). Sebagai contoh, ketika kemerdekaan Indonesia diumumkan, revolusi mental diberikan kepada warga Indonesia agar dapat menjadikan Indonesia sebagai negara yang berdaulat dalam hal politik dan mandiri dalam hal karakter, ekonomi dan sosial budaya.
Tujuan
Revolusi mental memiliki beberapa tujuan, diantaranya: (a) Mengubah cara berpikir dan berperilaku yang berorientasi pada perubahan dan kemajuan ke arah yang lebih baik. (b) Menumbuhkan kesadaran diri untuk menerima dan beradaptasi dengan perubahan. (c) Mewujudkan manusia yang mandiri dan berkarakter kuat. Dengan kata lain, revolusi mental ini bertujuan untuk mempersiapkan mental para guru agar dapat menerima dan beradaptasi dengan kurikulum merdeka yang sedang diterapkan di sekolah saat ini.
Langkah-Langkah
Langkah-langkah yang dilakukan untuk melaksanakan revolusi mental dalam komunitas belajar ini, yaitu:
- Persiapan
- Kepala Sekolah bersama dewan guru membuat kesepakatan bersama untuk membentuk komunitas belajar
- Membuat kesepakatan untuk mengagendakan revolusi mental sebagai bagian dari kegiatan komunitas.
- Kepala sekolah membuat SK Tim Komunitas Belajar disertai peran dan tanggung jawab masing-masing tim
- Sosialisasi SK Tim kepada dewan guru.
- Tim mengadakan pertemuan untuk menyusun jadwal pertemuan komunitas.
- Tim menentukan narasumber yang akan memfasilitasi kegiatan revolusi mental
- Tim membuat dan mengirimkan undangan kepada fasilitator revolusi mental
- Pelaksanaan
- Komunitas bertemu sesuai jadwal yang sudah ditentukan.
- Komunitas mengatur agenda pertemuan sesuai dengan mekanisme yang dibuat.
- Komunitas mencatat hasil pertemuan pada notulen rapat
- Pengamatan
- Kepala sekolah bersama fasilitator mengamati perubahan pola pikir anggota komunitas
- Refleksi
- Kepala sekolah bersama dewan guru melakukan refleksi apakah revolusi mental melalui komunitas belajar ini efektif atau tidak. Adakah yang perlu ditingkatkan?
Dampak
Komunitas belajar merupakan wadah belajar para guru, tetapi juga bisa menjadi wadah untuk melakukan revolusi mental. Jika revolusi mental dilakukan bagi para anggota dalam komunitas belajar secara baik dan berkelanjutan, dampak yang dirasakan, antara lain:
- Disiplin kerja guru meningkat
- Produktivitas guru meningkat
- Para guru semakin aktif mengembangkan diri dengan literasi mandiri, dan dari sumber belajar lainnya.
- Pola pikir bertumbuh para guru akan berkembang
- Para guru memaknai merdeka bukan berarti bebas tapi mandiri dan bertanggung jawab.
- Kemandirian dan tanggung jawab guru meningkat.
- Semangat bekerja sama dan berbagi para guru berkembang
- Kualitas diri guru secara kepribadian, profesi, pedagogis dan sosial meningkat
- Kualitas pembelajaran guru meningkat.
Tantangan
Revolusi mental membutuhkan kesiapan yang matang karena berhubungan dengan emosi, kejiwaan dan psikis seseorang. Kesiapan ini untuk menghadapi beragam tantangan yang dijumpai, antara lain: (1) Guru yang berpengalaman melakukan proses revolusi mental. (2) Para guru lebih nyaman berada di zona nyaman. (3) Lingkungan yang kurang mendukung tumbuhnya kemandirian dan tanggung jawab. (4) Pola pikir yang kurang mendukung perubahan dalam diri ke arah yang lebih baik. (5) Motivasi internal guru untuk belajar mengembangkan diri yang masih kurang. (6) Komunitas belajar yang kurang dihidupkan untuk menciptakan lingkungan dan masyarakat belajar.
Penutup
Revolusi mental sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan revolusi mental, setiap individu, dapat bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik yang memiliki integritas tinggi, mandiri, memiliki jiwa bekerja sama dan mau bekerja keras.
Demikian halnya dengan guru, revolusi mental harus dilakukan agar dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan hal-hal baru yang diterapkan, termasuk kurikulum merdeka. Dengan revolusi mental, para guru akan memiliki jiwa kemerdekaan, kemandirian, dan pola pikir bertumbuh sehingga kurikulum merdeka akan sukses diterapkan di setiap sekolah.