KSPSTK - Situasi di sekolah dampingan pada tahun 2023 mencerminkan sebuah tantangan yang substansial dalam mencapai perubahan positif. Pada tahap awal pemetaan, terlihat jelas bahwa diperlukan dorongan segera untuk meningkatkan kesadaran dan komitmen terhadap perubahan yang signifikan. Kepala sekolah dan tim manajemen sekolah telah mengakui urgensi terlibat dalam refleksi menyeluruh mengenai kondisi saat ini, dengan upaya aktif untuk membuka jalan menuju perbaikan.
Sebagai respons terhadap tantangan ini, pendekatan strategis DIVA akronim dari Deferensiasi, Inovasi, Validasi, dan Akuntabilitas merupakan langkah esensial untuk mengatasi kebutuhan transformasi. Fokus utama pendampingan adalah untuk merangsang kesadaran dan refleksi kepala sekolah terkait perubahan yang diperlukan, sambil membangun kapasitas kepemimpinan yang efektif. Selama tiga bulan pertama, pendamping memberikan dukungan intensif dan merancang strategi bersama untuk meningkatkan kesadaran dan refleksi kepala sekolah.
Proses pemilihan strategi, metode, dan prioritas pendampingan dilakukan secara cermat untuk menciptakan rencana yang sesuai dengan kebutuhan spesifik sekolah dampingan. Diskusi umpan balik yang berkelanjutan diintegrasikan dalam setiap langkah pendampingan, memberikan dorongan positif dan memperkuat komitmen terhadap perubahan. Setiap langkah pendampingan didesain untuk mengasah keterampilan kepala sekolah dalam memimpin transformasi dan memperkuat kapasitasnya dalam merumuskan kebijakan yang efektif.
Hasil yang diharapkan dari pendampingan ini adalah terbentuknya budaya reflektif yang kuat di sekolah dampingan, di mana kepala sekolah dan tim manajemen memahami nilai pentingnya perubahan dan pengembangan berkelanjutan. Oleh karena itu, pendekatan DIVA diarahkan untuk memenuhi kebutuhan akan transformasi komitmen perubahan yang inklusif dan berkelanjutan di lingkungan sekolah dampingan.
Tantangan yang dihadapi sekolah dampingan saat ini melibatkan kompleksitas dan kedalaman dalam komitmen terhadap perubahan dan kondisi umum. Kesadaran akan perlunya perubahan dan refleksi masih dalam tahap awal, menciptakan tantangan dalam mendorong partisipasi aktif staf dan guru dalam refleksi kolektif. Kepala sekolah dihadapkan pada tugas memotivasi tim manajemen sekolah untuk bersama-sama merangkul urgensi perubahan di masing-masing sekolah dampingan.
Selain itu, kapasitas kepala sekolah dalam memimpin perubahan menjadi fokus utama untuk menghadapi tantangan ini. Peningkatan kapasitas ini mencakup pengembangan keterampilan kepemimpinan yang kuat, pembuatan kebijakan yang efektif, dan penerapan strategi inovatif yang berkelanjutan. Kondisi ini menuntut pendekatan pendampingan yang tidak hanya mengembangkan kesadaran terhadap kebutuhan perubahan, tetapi juga mengintegrasikan strategi inovatif dalam memimpin transformasi.
Pengalaman inspiratif yang telah diterapkan oleh penulis memberikan dorongan untuk langkah-langkah yang mendukung peningkatan unjuk kerja nyata, bukan hanya bagi pengawas sekolah, tetapi juga bagi sekolah-sekolah dampingan secara keseluruhan. Dengan semangat yang kuat, penulis dan sekolah dampingan telah berhasil menjalankan siklus pendampingan dengan tahapan yang terintegrasi, menciptakan model perubahan positif dalam upaya mengatasi tantangan dan meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dampingan.
Aksi Nyata diwujudkan sebagai respons terhadap dinamika yang ada dalam babak baru peran pengawas sekolah di sekolah dampingan. Dengan mengintegrasikan berbagai strategi dan program pendampingan, tujuan jelas yaitu memperkuat unjuk kerja nyata dan meningkatkan mutu pendidikan di lingkungan sekolah dampingan. Siklus pendampingan yang terintegrasi dalam tahapan DIVA tidak hanya menjadi landasan, tetapi juga menjadi instrumen kunci dalam mewujudkan Aksi Nyata ini. Dengan demikian, berbagai kegiatan yang dilibatkan dalam siklus pendampingan menjadi cerminan dari komitmen untuk menciptakan perubahan positif dan mengukuhkan peran pengawas sekolah dalam mewujudkan mutu pendidikan yang sesungguhnya. Berikut adalah tahapan Aksi Nyata dari strategi pendampingan DIVA yang telah penulis lakukan untuk membangun unjuk kerja nyata di sekolah dampingan.
Diferensiasi
Dalam tahap diferensiasi, perjalanan dimulai dengan penulis yang melakukan asesmen awal melalui pemetaan komitmen perubahan kepala sekolah. Kesadaran untuk melakukan refleksi dan kapasitas memimpin perubahan menjadi fokus utama pada langkah awal ini. Proses pemetaan kebutuhan dilakukan melalui survei, wawancara, dan analisis kinerja akademis, serta aspek relevan lainnya di setiap sekolah dampingan.
Setelah pemetaan selesai, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi tantangan khusus di setiap sekolah dampingan. Dengan dialog bersama kepala sekolah, guru, dan staf sekolah, penulis memperoleh wawasan mendalam tentang hambatan dan kendala yang perlu diatasi. Hasil survei dan wawancara digunakan untuk mengidentifikasi tren atau pola tantangan umum di antara sekolah-sekolah tersebut.
Dengan pemahaman yang kuat tentang kebutuhan dan tantangan masing-masing sekolah dampingan, penulis kemudian menyusun pendekatan pendampingan yang bersifat unik dan sesuai. Kolaborasi erat dengan tim manajemen sekolah diterapkan untuk merancang rencana tindakan khusus yang dapat mengatasi tantangan dan memanfaatkan potensi positif sekolah.
Proses diferensiasi juga mencakup identifikasi tantangan spesifik yang dihadapi oleh kepala sekolah. Sesi awal pendampingan difokuskan pada mendengarkan dengan cermat, di mana kepala sekolah diundang untuk berbagi pengalaman dan refleksi pribadi mereka dalam suatu pertemuan bersama. Pendampingan kemudian difokuskan pada tantangan yang dapat mempengaruhi perubahan positif di sekolah dampingan.
Beranjak dari identifikasi tantangan, sesi pendampingan berikutnya berfokus pada penyusunan strategi dan rencana tindakan pribadi. Penulis dan kepala sekolah bekerja bersama untuk merinci langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk mengatasi setiap tantangan, termasuk penetapan tujuan terukur, jangka waktu realistis, dan langkah-langkah tindakan yang dapat diimplementasikan.
Proses diferensiasi juga mencakup analisis SWOT individu kepala sekolah, membantu mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman pribadi yang perlu diperhatikan. Analisis ini menjadi dasar untuk merumuskan strategi kepemimpinan yang sesuai dengan konteks kepala sekolah dampingan.
Sesi-sesi pendampingan berfokus pada pemecahan masalah proaktif, di mana kepala sekolah didorong untuk mengeksplorasi berbagai opsi solusi, mengevaluasi dampak potensial, dan memilih pendekatan terbaik untuk mengatasi tantangan mereka. Pendamping memberikan panduan dan mendukung pengembangan keterampilan pemecahan masalah yang efektif.
Selama pendampingan, perhatian khusus diberikan pada pengembangan keterampilan kepemimpinan pribadi kepala sekolah. Ini termasuk penguatan kecerdasan emosional, kemampuan memimpin diri sendiri, dan pengelolaan emosi. Sesuai dengan kebutuhan individu, penulis memberikan saran praktis dan teknik yang dapat diterapkan dalam situasi sehari-hari.
Pendampingan individu adalah proses dinamis dan responsif. Evaluasi berkala dilakukan untuk menilai kemajuan kepala sekolah, dengan hasil evaluasi menjadi dasar untuk penyesuaian strategi atau rencana tindakan jika diperlukan. Penulis berperan sebagai mitra yang mendukung selama seluruh proses, memberikan umpan balik konstruktif dan dorongan positif.
Pendampingan individu bertujuan memberdayakan kepala sekolah untuk mengatasi tantangan mereka dan berkembang sebagai pemimpin yang efektif. Dengan merumuskan strategi dan rencana tindakan pribadi, kepala sekolah menjadi lebih proaktif dalam mengelola perubahan di sekolah dampingan. Pendampingan ini menciptakan lingkungan di mana kepala sekolah merasa didukung dan memiliki sumber daya untuk berhasil menghadapi tantangan kepemimpinan mereka.
Tahap terakhir melibatkan penerapan sistem pemantauan dan evaluasi berkelanjutan. Dengan menetapkan indikator kinerja dan parameter evaluasi, penulis dapat memastikan bahwa pendekatan diferensiasi ini berjalan sesuai rencana. Melibatkan pihak sekolah dalam evaluasi berkala dan umpan balik memungkinkan penyesuaian yang diperlukan saat kebutuhan dan tantangan sekolah berubah seiring waktu. Melalui proses diferensiasi yang komprehensif ini, penulis dapat memastikan bahwa pendampingan yang diberikan secara tepat sasaran dan relevan dengan keunikan masing-masing sekolah dampingan. Berikut contoh umpan balik penyemangat yang diberikan kepada salah satu sekolah dampingan: Tautan Video Umpan Balik
Pada sisi lain, perencanaan dan identifikasi kebutuhan dalam sesi pendampingan dan pengembangan kompetensi guru juga dirancang dengan cermat. Ini melibatkan proses perencanaan yang mencakup identifikasi kebutuhan khusus guru melalui survei. Hasil survei ini membentuk dasar untuk merancang program pembinaan yang sesuai dengan kebutuhan yang spesifik.
Fokus utama dari sesi pendampingan adalah peningkatan keterampilan mengajar para guru. Sesi praktis dilakukan untuk memperkuat keterampilan merefleksi hasil pembelajaran, penggunaan metode pembelajaran yang inovatif, dan penguatan kemampuan penyusunan materi pembelajaran. Manajemen kelas yang efektif juga menjadi sorotan, di mana guru dikenalkan strategi untuk menciptakan lingkungan kelas yang kondusif untuk pembelajaran pada Kurikulum Merdeka.
Namun, saat tahap diferensiasi ini, belum membahas adanya inovasi dalam praktik pembelajaran. Meskipun demikian, penulis dapat mempertimbangkan untuk mengintegrasikan elemen inovatif ke dalam pendekatan diferensiasi, memungkinkan sekolah dampingan untuk mengadopsi metode pembelajaran yang lebih dinamis dan sesuai dengan perkembangan terkini dalam implementasi Kurikulum Merdeka. Berikut adalah dokumen perencanaan pendampingan berdiferensiasi yang dihasilkan dari pemetaan komitmen perubahan kepala sekolah di sekolah dampingan tahun 2023.
Tabel 1. Dokumen Perencanaan Pendampingan
Prioritas | Nama Satuan Pendidikan (*) | Pilihan Strategi | Pilihan Metode | Pertimbangan Kebutuhan | Target |
Utama | SMAS G | Penguatan Perubahan | Training, Mentoring, & coaching |
|
|
Menengah |
| Perubahan Berangsur | Consulting & Fasilitating |
|
|
| |||||
Akhir |
| Perubahan Berkelanjutan | Fasilitating |
|
|
Catatan (*) Nama sekolah dampingan disamarkan
Inovasi
Dalam fase inovasi pendampingan, penulis mengambil tindakan konkret untuk menerapkan pendekatan pendampingan yang inovatif di setiap sekolah dampingan yang berada di bawah tanggung jawabnya. Aksi nyata yang terintegrasi dalam tahap ini mencakup penerapan berbagai metode pendampingan yang disesuaikan dengan tingkat prioritas masing-masing sekolah dampingan. Sekolah dampingan prioritas utama diberikan metode TMC (Training, Mentoring, dan Coaching), sementara sekolah dampingan prioritas menengah memanfaatkan metode consulting dan facilitating. Di samping itu, sekolah dampingan prioritas akhir memilih untuk menggunakan metode facilitating. Penerapan Model Coaching IDACARUPIT dapat dilihat pada salah satu sekolah dampingan melalui link berikut: link. Selain itu, Model Coaching TIRTA dapat diakses melalui link, Model Coaching GROW-TS melalui link, dan Model Coaching GRIROWAT melalui link.
Pendekatan inovatif pendampingan tidak hanya mencakup penerapan teknologi dalam proses pendampingan, tetapi juga memperkenalkan metode pendampingan yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan sekolah. Penggunaan teknologi dalam pendampingan bukan hanya sebagai alat, melainkan juga sebagai sarana untuk memperkaya pengalaman para pemangku kepentingan dalam proses pendampingan.
Dalam melaksanakan aksi nyata ini, penulis secara aktif terlibat dalam menggali praktik pembelajaran baru dan inovatif dalam konteks pendampingan. Ini melibatkan eksplorasi berbagai metode pendampingan modern, penyelidikan terhadap tren pendidikan terkini, dan identifikasi praktik terbaik yang dapat diadopsi. Penulis juga mendorong para pemangku kepentingan, termasuk kepala sekolah, guru, dan staf sekolah, untuk berbagi ide dan pengalaman dalam menghadirkan inovasi di lingkungan sekolah.
Langkah berikutnya yang diambil adalah mengintegrasikan strategi pendampingan yang menantang dan memotivasi para pemangku kepentingan ke dalam program pendampingan sekolah. Dengan memperkenalkan pendekatan yang menarik dan memicu rasa ingin tahu, penulis berupaya menciptakan lingkungan pendampingan yang dinamis dan relevan dengan kebutuhan masing-masing sekolah dampingan. Ini dapat mencakup penerapan metode TMC, consulting, facilitating, atau kombinasi dari ketiganya, tergantung pada tingkat prioritas dan karakteristik masing-masing sekolah dampingan.
Melalui langkah-langkah inovatif ini, penulis bertujuan untuk tidak hanya meningkatkan kualitas pendampingan, tetapi juga untuk membuka ruang bagi para pemangku kepentingan, terutama kepala sekolah, guru, dan staf, untuk mengembangkan keterampilan kritis, kreativitas, dan adaptabilitas yang diperlukan dalam konteks pendidikan modern. Pendekatan inovatif ini menjadi landasan untuk menciptakan suasana pendampingan yang menginspirasi dan memberikan dampak positif terhadap perkembangan sekolah dampingan. Berikut salah satu contoh inovasi pembelajaran berdiferensiasi di salah satu sekolah dampingan: Tautan Video Inovasi Pembelajaran dan strategi penguatan perubahan di salah satu sekolah dampingan: Tautan Video Strategi Perubahan.
Selanjutnya, melibatkan kepala sekolah, guru, dan staf dalam pembuatan rencana aksi kolektif menjadi langkah penting. Proses inklusif ini melibatkan seluruh tim manajemen sekolah dalam membangun kesepahaman bersama tentang tujuan perubahan dan merinci tanggung jawab masing-masing anggota tim.
Workshop partisipatif dilaksanakan untuk memfasilitasi dialog terbuka, mengidentifikasi harapan, perasaan, dan ide-ide setiap individu. Pendekatan fasilitatif digunakan untuk mengekstraksi wawasan berharga dan mempromosikan keterlibatan aktif. Diskusi diarahkan pada pemahaman bersama tentang urgensi dan tujuan perubahan yang diinginkan.
Perumusan rencana aksi yang konkret dan spesifik menjadi fokus selanjutnya. Tim bersama-sama merumuskan langkah-langkah konkret dan spesifik yang dapat diukur, mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan sekolah dampingan. Rencana aksi tersebut memperhatikan kebijakan dan langkah-langkah yang diusulkan, memastikan relevansi dan implementabilitas. Setiap langkah dijelaskan secara rinci, mencakup penanggung jawab, waktu pelaksanaan, dan indikator kinerja yang dapat diukur.
Penggunaan teknologi untuk mendukung kolaborasi tetap menjadi bagian penting dalam menjaga rencana aksi tetap terorganisir dan dapat diakses oleh seluruh tim. Platform berbasis cloud atau perangkat lunak manajemen proyek digunakan untuk membuat dokumen bersama, mendukung diskusi online, dan memantau kemajuan. Hal ini memastikan transparansi dalam pelaksanaan rencana aksi dan memfasilitasi kolaborasi tim yang efisien.
Integrasi mekanisme evaluasi dan pengukuran kinerja ke dalam rencana aksi juga ditekankan. Setiap indikator kinerja dijelaskan dengan jelas, dan metode evaluasi yang relevan disusun untuk memastikan kemajuan dapat diukur secara objektif. Evaluasi berkala dijadwalkan untuk mengevaluasi efektivitas langkah-langkah dan mengidentifikasi area yang memerlukan perubahan atau peningkatan.
Komunikasi terbuka dan transparan dijaga selama proses pembuatan rencana aksi. Seluruh tim diinformasikan secara berkala tentang kemajuan, hambatan yang dihadapi, dan langkah-langkah selanjutnya. Komunikasi ini menciptakan ruang untuk pertanyaan, umpan balik, dan partisipasi aktif dari seluruh tim, memastikan bahwa rencana aksi tetap sesuai dengan dinamika sekolah dampingan.
Aspek kolaboratif diperkuat selama sesi pendampingan. Guru dikumpulkan untuk berbagi pengalaman dan praktik terbaik mereka, menciptakan lingkungan belajar yang saling mendukung. Diskusi kelompok, pertukaran ide, dan sesi brainstorming digunakan untuk menggali potensi kolaborasi yang dapat meningkatkan kualitas pendampingan.
Hasil inovasi dari setiap sekolah dapat diamati saat melakukan unjuk kerja, yang sekaligus dimanfaatkan untuk mengevaluasi kinerja kepala sekolah, sebagaimana diuraikan di bawah ini. Evaluasi menyeluruh dilakukan melalui presentasi video yang telah diunggah di PMM Video Evaluasi 1. Selain itu, evaluasi refleksi terhadap praktik pembelajaran selama satu tahun juga telah dilaksanakan pada tanggal 29 Desember 2023, dan hasilnya terekam dalam video yang diunggah di PMM Video Evaluasi 2. Serangkaian kegiatan pendampingan dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.
Validasi
Dalam tahap validasi, penulis menjalankan aksi nyata untuk memberikan pengakuan dan apresiasi terhadap prestasi sekolah dampingan pada saat sekolah melakukan unjuk kerja nyata. Langkah ini diwujudkan melalui penyelenggaraan forum pengakuan dan apresiasi, di mana penghargaan diberikan kepada kepala sekolah dan timnya atas kontribusinya yang luar biasa. Forum ini menciptakan ruang untuk menghargai pencapaian individu dan kolektif secara terbuka, memberikan warna positif dan semangat dalam lingkungan kerja di masing-masing sekolah dampingan.
Selain pengakuan untuk kepala sekolah dan timnya, sistem penghargaan dan pengakuan khusus dibangun untuk warga sekolah guna merayakan pencapaian positif mereka. Ini mencakup prestasi akademis, partisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler, atau kontribusi positif lainnya di dalam dan di luar kelas. Sistem penghargaan ini dirancang untuk memberikan apresiasi dan motivasi tambahan kepada warga sekolah dampingan agar terus berprestasi dan memberikan kontribusi positif di sekolah.
Langkah terakhir pada tahap validasi adalah menyusun mekanisme evaluasi berkala untuk memastikan akuntabilitas dan perbaikan berkelanjutan. Evaluasi ini mencakup penilaian kinerja kepala sekolah, efektivitas sistem penghargaan untuk warga sekolah, dan dampak positif yang dihasilkan. Dengan melakukan evaluasi secara berkala, penulis dapat mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki dan memastikan bahwa pendekatan validasi tetap relevan dan memberikan nilai tambah.
Melalui serangkaian langkah-langkah inovatif ini, tahap validasi menjadi instrumen kunci dalam membentuk budaya penghargaan dan apresiasi di sekolah dampingan. Pendekatan ini ikut berperan dalam menciptakan lingkungan yang memberikan motivasi dan dukungan bagi kepala sekolah serta seluruh warga sekolah untuk meraih kesuksesan di bidang pendidikan.
Akuntabilitas
Dalam tahap akuntabilitas, sekolah dampingan menegakkan serangkaian tindakan terintegrasi untuk memastikan pertanggungjawaban dalam implementasi konkret dari setiap pendampingan yang telah diberikan selama satu tahun. Setiap kebijakan dan langkah yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan dan memberikan dampak positif yang terukur. Langkah-langkah tersebut mencakup penetapan indikator kinerja yang jelas, termasuk pencapaian akademis dan parameter disiplin positif, memberikan pedoman konkret dan terukur dalam evaluasi objektif. Mekanisme evaluasi berkala dirancang untuk memastikan akuntabilitas dan perbaikan berkelanjutan, melibatkan penilaian pencapaian tujuan, efektivitas kebijakan, dan dampak positif yang dihasilkan. Dengan demikian, akuntabilitas tidak hanya menjadi tanggung jawab individual tetapi juga suatu proses berkelanjutan yang melibatkan pemantauan terus-menerus terhadap kinerja dan hasil.
Sejalan dengan tahap diferensiasi, sekolah dampingan terus menerapkan sistem penghargaan yang mencakup pencapaian positif dan upaya kolaboratif. Melibatkan seluruh komunitas sekolah, kriteria penghargaan yang jelas dan transparan dirancang untuk mencakup berbagai aspek, termasuk prestasi akademis, keberlanjutan, kegiatan sosial, dan kolaborasi tim. Proses seleksi dan penilaian dilakukan secara adil dan transparan oleh komite atau tim penghargaan, melibatkan siswa, guru, dan staf untuk meningkatkan akuntabilitas dan keadilan. Langkah-langkah ini tetap mencerminkan komitmen sekolah dampingan dalam tahap diferensiasi, menciptakan lingkungan pembelajaran yang beragam dan kaya melalui pertukaran pengalaman dan kolaborasi dengan sekolah-sekolah eksternal.
Tahap inovasi masih terus berlanjut dengan implementasi teknologi, menunjukkan upaya sekolah dampingan untuk menghadirkan pendekatan pembelajaran yang inovatif dan responsif dalam Kurikulum Merdeka. Fokus khusus pada pelatihan guru, pengembangan konten digital, dan pemantauan kesesuaian serta keamanan teknologi tetap menjadi bagian integral dari strategi inovatif sekolah dampingan.
Dengan demikian, langkah-langkah ini menciptakan keselarasan antara tahap akuntabilitas, diferensiasi, dan inovasi, membentuk fondasi kokoh untuk peningkatan kualitas pendidikan di sekolah dampingan. Informasi mengenai hasil unjuk kerja dapat diakses melalui tautan berikut: Video Gallery Hasil Pendampingan Pengawas Sekolah Tahun 2023. Evaluasi terhadap sepuluh sekolah dampingan pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Hasil Validasi Unjuk Kerja Kepala Sekolah Tahun 2023
Nilai kinerja kepala sekolah dampingan dipertegas oleh Gambar 2 berikut.
Refleksi terhadap tindakan nyata ini, didasarkan pada situasi dan tantangan yang diidentifikasi, menggambarkan hasil dan dampak positif yang konkret. Implementasi siklus pendampingan oleh pengawas sekolah pionir menjadi langkah pertama yang berhasil menciptakan model bagi pengawas lainnya. Capaian ini mencakup peningkatan pemahaman terhadap peran baru, peningkatan kemampuan perencanaan, dan peningkatan efektivitas pelaporan. Keberhasilan siklus pendampingan memberikan perubahan mendasar dalam pola pikir pengawas sekolah dan warga sekolah, mendorong keterbukaan terhadap perubahan, kolaborasi yang lebih erat, dan fokus pada peningkatan mutu pendidikan.
Siklus pendampingan juga memberikan kontribusi konkret pada peningkatan kualitas pembelajaran di satuan pendidikan. Dukungan terarah bagi guru, program pendidikan yang lebih terstruktur, dan pengurangan kesenjangan pencapaian siswa adalah bukti nyata dari dampak positif yang dihasilkan. Data pencapaian yang tercantum dalam Tabel 1 menunjukkan bahwa target telah berhasil tercapai dengan baik.
Meski demikian, tantangan tetap ada. Variasi pemahaman terkait peran baru di antara pengawas sekolah masih menjadi hambatan. Oleh karena itu, diperlukan upaya lanjutan untuk menyamakan pemahaman melalui pelatihan dan komunikasi yang konsisten. Peningkatan dalam pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program pendidikan perlu dilakukan, dengan memberdayakan pengawas dengan alat dan keterampilan untuk pendampingan yang lebih terinci. Meskipun teknologi telah diimplementasikan, penggunaannya belum optimal, sehingga diperlukan pelatihan lanjutan dan pendekatan inovatif.
Sebagai langkah tindak lanjut, disarankan memberikan pelatihan intensif kepada pengawas sekolah dan kepala sekolah terkait peran baru dan implementasi siklus pendampingan. Pelatihan ini mencakup pemahaman mendalam, perencanaan pendampingan, dan penguasaan teknologi. Implementasi sistem monitoring dan evaluasi yang berkelanjutan akan menjadi landasan untuk memantau kemajuan, mengidentifikasi masalah, dan memberikan umpan balik kepada pengawas sekolah dan kepala sekolah. Kolaborasi yang lebih erat dengan pihak-pihak terkait dan pemanfaatan teknologi secara lebih efektif menjadi kunci untuk meningkatkan efektivitas pendampingan. Terakhir, penyusunan rencana perbaikan berbasis hasil evaluasi yang dinamis akan memastikan bahwa sekolah dampingan terus beradaptasi dan mengatasi tantangan yang muncul. Dengan mengambil tindakan lanjut ini, diharapkan sekolah dampingan dapat mencapai tujuan peningkatan mutu pendidikan dan meraih dampak positif yang lebih luas di masyarakat, sejalan dengan prinsip-prinsip DIVA.
Ninik Kristiani
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur
Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kota Malang dan Kota Batu
[email protected]