KSPSTK - Lingkungan belajar merupakan tempat paling dominan bagi terselenggaranya proses pembelajaran di sekolah. Lingkungan belajar yang begitu penting dalam proses pembelajaran di sekolah mengisyaratkan bahwa tenaga kependidikan atau pendidik yang professional harus mampu menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Pembelajaran yang ideal adalah pembelajaran yang dikelola secara efektif dan berpusat pada peserta didik. Pembelajaran yang efektif dapat tercipta apabila peserta didik dapat secara kritis menanggapi hal-hal yang disampaikan atau dipertanyakan oleh guru sehingga mereka dapat menemukan hakikat aktivitas yang mereka lakukan.
Konsep merdeka belajar diartikan kebebesan yang dilakukan oleh guru maupun peserta didik dalam melakukan inovasi-inovasi untuk perubahan pendidikan kearah yang lebih baik. Kita menyadari bahwa setiap anak yang dilahirkan pasti memiliki keistimewaan yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Disinilah kita sebagai pendidik harus mampu menjadi teman belajar yang menyenangkan agar proses belajar anak benar-benar atas kesadaraannya sendiri dan merdeka atas pilihannya. Diperlukan waktu yang cukup serta kesabaran dalam memfasilitasi, agar anak mampu untuk mengenali potensinya. Karena bakat anak bisa tumbuh ketika anak sudah memiliki minat dan mau berlatih untuk mengasah keterampilannya. Dalam mengawali proses belajar, pendidik juga perlu memiliki kemampuan mendengar yang baik, Tidak hanya sekedar mentransfer pengetahuan dan mendikte anak-anak atas kehendak pendidik, sehingga apa yang menjadi tujuan pembelajaran belum tercapai.
Lingkungan belajar yang nyaman sesuai konsep merdeka belajar menjadi harapan kita semua, hal ini bisa diwujudkan ketika pembelajaran yang dilakukan berorientasi pada peserta didik. Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dimaknai sebagai proses belajar yang memungkinkan peserta didik melihat bahwa hal-hal yang mereka pelajari dan kerjakan itu mempunyai tujuan dan relevansi dengan kehidupannya sehingga mereka juga mempunyai motivasi untuk terlibat di dalamnya. Pemusatan ini juga membawa konsekuensi harus diterimanya keberagaman yang ada pada peserta didik, baik latar belakang sosial budaya, pengetahuan awal, maupun tujuan yang hendak mereka capai. di sekolah.
TANTANGAN
Fakta dihadapkan pada suatu persoalan bahwa pendidik atau guru masih memiliki pola fikir dan pemahaman yang lama tentang pembelajaran. Ketika sebagian guru masih berfikir bahwa dalam pembelajaran lebih menekankan pada peranan guru dalam mengajar daripada peserta didik yang belajar. Ketika peranan guru lebih dominan konsekuensinya peserta didik kurang tergali potensinya, karena guru sibuk menuntaskan materi yang sudah tertuang dalam kurikulum. Selain itu sering kali guru memberikan penilaian yang sama terhadap semua peserta didik sesuai instrument penilaian yang telah dibuat, padahal sesungguhnya belumlah tepat karena setiap peserta didik memiliki potensi yang berbeda, sehingga penilaiannya juga harus berbeda. Ibarat pepatah “Janganlah menilai ikan dari kemampuannya memanjat pohon, karena selamanya orang menganggap dia bodoh, tapi nilailah ikan dari kemampuannya berenang”.
Gambar 1. Suasana kelas menarik dan menyenangkan dan berbasis aktifitas, peserta didik aktif dan kreatif serta bahagia dalam belajar
Paradigma ini harus dirubah menjadi peserta didik yang lebih banyak belajar, sehingga peserta didik lebih banyak berkreasi, berinovasi, berkomunikasi, kolaborasi dan masih banyak lagi potensi peserta didik lainnya. Dalam hal ini guru hanya berperan sebagai fasilitator, motivator serta mediator. Apabila guru atau pendidik memiliki pola fikir yang berpusat pada peserta didik, maka guru tersebut akan mampu berkreasi, berinovasi untuk menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan menarik. Salah satu pemahaman seorang pendidik terhadap lingkungan belajar yang menyenangkan adalah ketika seorang pendidik menjelaskan bahwa kesalahan adalah bagian penting dari proses pembelajaran, peserta didik dapat mengatasi rasa takut gagal dan berkembang sebagai peserta didik 1.
AKSI
Dalam melaksanakan pembelajaran, seorang guru dituntut berkreasi dan berinovasi dalam memberikan pelayanan terbaik kepada peserta didik. Idealnya, proses pembelajaran tetap dapat mengakomodasi kebutuhan belajar peserta didik untuk mengembangkan bakat dan minat sesuai dengan jenjang pendidikannya. Peran penting guru sebagai pendidik adalah membantu peserta didik menghadapi ketidakpastian yang disebabkan oleh pandemik dan selalu melibatkan peserta didik untuk terus belajar meskipun kegiatan sekolah normal terganggu.
Fakta dihadapkan bahwa sebagian guru belum maksimal dalam melaksanakan pembelajaran. Hasil pengamatan yang dilakukan oleh pengawas terhadap guru yang mengajar di kelas menunjukkan bahwa guru masih minim untuk berkreasi, masih monoton dalam mengajar, sehingga peserta didik cepat bosan dan menginginkan pembelajaran segera berakhir. Pada saat daringpun guru tidak memaksimalkan perannya dalam menciptakan lingkungan belajar yang nyaman. Fakta ini harus menjadi perhatian terutama oleh pengawas sekolah untuk membimbing guru terutama berkaitan dengan cara mengajar dan menciptakan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan serta berbagi praktik praktik baik yang dilakukan oleh pengawas.
Kolaborasi dan komunikasi yang baik adalah kuncinya. Pengawas fokus pada guru yang sedang membutuhkan terkait permasalahan yang dihadapi dan hadir untuk menyelesaikan permasalahannya. Ada beberapa Langkah strategis yang bisa dilakukan oleh pengawas antara lain pertama, berbagi praktik baik yang pernah di lakukan dalam upaya menciptakan lingkungan belajar yang nyaman seperti cara membuat kesepakatan kelas sebelum pelajaran dimulai. Contoh kesepakatan yang dibuat antara lain hadir tepat waktu, menghargai pendapat teman yang lain, ijin ketika keluar dari ruang kelas, dan lain-lain. Ini penting dilakukan sebagai pembelajaran bagi peserta didik untuk berkomitmen melaksanakan apa yang telah disepakati, sehingga ketertiban di dalam kelas dapat teratasi. Seperti yang disampaikan oleh L. Brophy Good dan JereE. Brophy mensinyalir bahwa kegagalan guru dalam mengembangkan potensi dirinya dalam pembelajaran bukanlah karena mereka tidak menguasai mata pelajaran, melainkan mereka tidak mengerti siapa peserta didiknya dan apa kelas itu sesungguhnya. Kelas sebagai wahana paling dominan bagi terselenggaranya proses pembelajaran di sekolah harus mendapatkan perhatian yang optimal 2. Dalam kegiatan belajar mengajar bukan hanya kerja sama antara pendidik dan peserta didik saja yang menjadi poin penting. Sarana dan prasarana yang memadai dan mendukung pun ikut memberikan peranan dalam keberhasilan belajar siswa. Peraturan sekolah yang dibuat secara sepihak kadang-kadang menciptakan pemberontakan kecil pada diri siswa. Seandainya semua aturan sekolah berasal dari kesepakatan Guru dan Siswa mungkin saja akan ada cerita yang berbeda 3.
Gambar 2. Pengawas mendampingi dan berkolaborasi dengan guru dalam menyelesaikan permasalahan seperti berbagi praktik baik, strategi menciptakan ruang kelas yang menarik dan menyenangkan
Kedua, pada saat pembelajaran teori sebaiknya diberikan studi kasus terutama yang berkaitan dengan isu-isu terkini dan guru menyediakan pojok baca di dalam kelas sebagai referensi bagi peserta didik, pada saat pemberian studi kasus. Ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan kemampuan literasi peserta didik dengan mengintegrasikan dalam pembelajaran. Ketiga, belajar di alam atau diluar kelas supaya lebih kontekstual. Ini akan memberi kesan yang sangat bermakna bagi peserta didik. Seperti dijelaskan dalam sebuar artikel edutopia yang menyatakan bahawa belajar diluar kelas akan memberikan pengalaman langsung dan bermakna bagi peserta didik, lebih menyenangkan, ceria dan bahagia 4 .
Contoh kasus di salah satu SMK yang terletak di Sumbawa Barat, Guru mata pelajaran produktif melakukan home visit kepada peserta didiknya, dari 5 kali home visit hanya sekali bisa ditemui dan itupun peserta didik merasa terbebani dengan lingkungan belajar yang menakutkan, dikarenakan ada guru dan orang tua yang menemani peserta didik untuk menyelesaikan tugasnya. Melihat kondisi seperti itu pengawas hadir untuk membantu guru menyelesaikan masalah yang dihadapi guru dan peserta didik. Cara sederhana yang bisa dilakukan oleh pengawas yaitu menemui peserta didik tersebut dan mengajak mengobrol santai ditempat yang biasa dilakukan sembari menikmati makanan yang menjadi kesukaannya. Pada kesempatan itu pengawas menanyakan berbagai hal berkaitan dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Ternyata apa yang diinginkan oleh peserta didik adalah kalau belajar itu sebaiknya di alam atau tempat terbuka yang biasa mengeksplor potensi peserta didik, sehingga lebih terbuka pikirannya.
Dari kasus tersebut, bahwa sebagai guru harus mampu secara cermat memperhatikan lingkungan belajar seperti apa yang dibutuhkan oleh peserta didik. Langkah selanjutnya yang dilakukann adalah pengawas merencanakan pertemuan dengan guru untuk menceritakan apa sebenarnya yang dibutuhkan oleh peserta didik, sehingga dapat dilakukan perbaikan sebagai upaya menciptakan lingkungan belajar yang nyaman. Kolaborasi ini akan semakin menambah keakraban antara guru, kepala sekolah dan pengawas. Seperti yang dijelaskan Ted Panitz (1996) menjelaskan bahwa pembelajaran kolaboratif adalah suatu filsafat personal, bukan sekadar teknik pembelajaran di kelas. Menurutnya, kolaborasi adalah filsafat interaksi dan gaya hidup yang menjadikan kerjasama sebagai suatu struktur interaksi yang dirancang sedemikian rupa guna memudahkan usaha kolektif untuk mencapai tujuan bersama 5. Pada segala situasi, ketika sejumlah orang berada dalam suatu kelompok, kolaborasi merupakan suatu cara untuk berhubungan dengan saling menghormati dan menghargai kemampuan dan sumbangan setiap anggota kelompok.
Pembelajaran/Perubahan
- Perubahan pola pikir guru menjadi merancang, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran yang selalu berorientasi pada murid, selalu memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan murid.
- Tumbuhnya rasa kebersamaan sehingga terjadi keakraban antara guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah yang dampaknya menimbulkan inisiatif kepengawasan dilakukan oleh guru yang menyadari kelemahan dan kekurangannya dalam mengajar, sehingga tidak ragu dan tidak sungkan meminta bantuan pengawas untuk disupervisi.
Surya Jaya, ST, M. Pd
Pengawas Sekolah, KCD Dikbud Sumbawa Barat NTB