KSPSTK - Satuan pendidikan dimanapun berada senantiasa menghadapi dinamika perubahan yang terus berkembang. Tantangan yang muncul dalam menghadapi perubahan seringkali memerlukan dukungan dan bimbingan yang tepat agar perubahan dapat berjalan lancar. Salah satu metode yang efektif untuk memperkuat perubahan di sekolah adalah melalui coaching model GROW-TS.
Coaching GROW-TS, yang merupakan akronim dari Goal, Reality, Options, Will, Terarah, Sejawat, melibatkan sesama guru yang memiliki keterampilan dan pengetahuan khusus untuk membantu rekan mereka dalam menghadapi perubahan dan mencapai tujuan yang diinginkan. Model coaching ini menggunakan alur GROW yang telah disiapkan penulis dan dilatihkan kepada 7 orang, terdiri dari 3 orang lulusan guru penggerak dan 4 orang calon guru penggerak. Setelah para guru memahami peran mereka sebagai coach bagi sejawatnya, maka proses coaching model GROW-TS dimulai. Pada proses ini penulis memantau secara cermat untuk memastikan coach menjalankan peran mereka dengan benar selama proses coaching berlangsung.
Coaching GROW-TS adalah metode kolaboratif yang melibatkan sesama guru dalam upaya memperkuat perubahan. Coach sejawat dapat memberikan umpan balik konstruktif, membantu dalam pengembangan keterampilan pengajaran, kepemimpinan, dan kolaborasi antar guru. Dengan adanya dukungan dari coach sejawat, guru dapat mengatasi tantangan perubahan dengan lebih baik, mengidentifikasi area perbaikan, dan mengambil langkah-langkah konkret untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Selain itu, Coaching GROW-TS juga dapat meningkatkan motivasi dan komitmen guru dalam menghadapi perubahan. Dukungan dan bimbingan yang diberikan oleh coach sejawat dapat membantu guru dalam menghadapi hambatan dan tantangan yang mungkin muncul dalam proses perubahan. Dengan adanya dukungan ini, guru dapat tetap termotivasi dan berkomitmen untuk mencapai tujuan perubahan yang telah ditetapkan.
Implementasi Coaching GROW-TS juga dapat membantu dalam pengembangan profesional dan pribadi guru. Coach sejawat dapat membantu guru dalam mengidentifikasi kebutuhan pengembangan mereka dan merencanakan tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki keterampilan atau pengetahuan mereka. Proses Coaching GROW-TS melibatkan identifikasi kebutuhan, perencanaan tindakan, implementasi, serta evaluasi untuk memastikan perubahan yang diinginkan dapat dicapai dengan efektif. Pendekatan inovatif seperti Coaching GROW-TS dapat membantu sekolah binaan untuk meraih perubahan yang signifikan yang berfokus pada perubahan praktik pembelajaran.
Dalam proses coaching, guru yang berperan sebagai coach sejawat juga dapat berbagi pengalaman dan pengetahuan mereka dengan sesama guru, sehingga terjadi pembelajaran kolaboratif yang berdampak positif pada seluruh sekolah. Coaching GROW-TS juga dapat memperkuat budaya kolaborasi dan saling mendukung di sekolah, sehingga guru lebih terlibat dan berkontribusi secara aktif dalam proses perubahan.
Namun, seperti halnya dalam setiap perubahan, implementasi Coaching GROW-TS juga dapat menghadapi beberapa tantangan. Salah satu tantangan utama adalah resistensi terhadap perubahan dari beberapa guru. Beberapa guru mungkin merasa tidak nyaman atau tidak percaya diri dalam menerima bimbingan dan umpan balik dari coach sejawat, sehingga dapat mempengaruhi efektivitas proses coaching. Oleh karena itu, penting bagi coach sejawat untuk membangun hubungan yang baik dan saling percaya dengan sesama guru untuk memastikan keberhasilan coaching model GROW-TS.
Selain itu, ketersediaan waktu dan sumber daya untuk melibatkan coach sejawat dalam proses coaching juga bisa menjadi tantangan. Guru yang menjadi coach sejawat juga memiliki tanggung jawab dan tugas mereka sendiri sebagai pendidik, sehingga perlu dipastikan bahwa mereka memiliki waktu dan sumber daya yang cukup untuk menjalankan peran sebagai coach sejawat dengan efektif.
Namun, dengan dukungan yang tepat, Coaching GROW-TS dapat menjadi strategi yang sangat efektif dalam memperkuat perubahan di sekolah. Beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengoptimalkan Coaching GROW-TS antara lain adalah seleksi coach sejawat yang tepat, memberikan pelatihan dan dukungan yang memadai kepada coach sejawat, mengkomunikasikan manfaat coaching secara jelas kepada guru, serta memastikan adanya pengukuran dan evaluasi yang berkelanjutan terhadap efektivitas Coaching GROW-TS.
Langkah awal yang dilakukan penulis melakukan brainstorming menggunakan metode mentoring kepada 7 (orang) penggerak perubahan di sekolah. Mereka diperankan sebagai ketua kelompok (ada 3 kelompok), masing-masing 1 (satu) sekretaris, dan 1 (satu) orang documenter untuk seluruh kelompok yang akan dilakukan Coaching. Alur Coaching GROW-TS dan tahapan brainstorming sebagai berikut.
Tujuan dilakukan brainstorming adalah untuk menghasilkan ide-ide atau solusi-solusi baru secara kreatif melalui diskusi atau pemikiran bebas dari anggota tim atau kelompok. Brainstorming digunakan untuk merangsang pemikiran kreatif, mempromosikan partisipasi aktif dari semua warga kelompok, memperluas pemahaman tentang masalah atau topik yang sedang dibahas, dan menghasilkan beragam ide yang dapat menjadi dasar untuk pengambilan keputusan atau tindakan selanjutnya. Dengan dilakukannya brainstorming, diharapkan dapat menghasilkan beragam ide yang dapat menjadi sumber inspirasi bagi kelompok untuk memecahkan masalah, mengidentifikasi peluang, atau menggali potensi baru.
Setelah masing-masing kelompok menetapkan tujuan utama hasil dari sesi brainstorming berdasarkan tema yang sudah ditetapkan, yaitu mengenai kompetensi manajerial yang meliputi integritas, kerja sama, komunikasi, orientasi pada hasil, pelayanan publik, pengembangan diri dan orang lain, mengelola perubahan, dan pengambilan keputusan. Kelompok 2 memilih tema kompetensi sosial kultural yang fokus pada perekat kebangsaan. Sementara itu, kelompok 3 memilih tema kompetensi teknis yang meliputi profesional tenaga pendidik, sosial, dan kepribadian. Tema-tema ini sangat relevan dengan kebutuhan saat ini dan menjadi faktor penting dalam mendorong perubahan yang akan mempengaruhi praktik pembelajaran yang diperlukan saat ini.
Hasil dari sesi brainstorming selanjutnya diikuti dengan implementasi Coaching GROW-TS. Coaching ini bertujuan untuk membantu guru sejawat dalam menggali potensi mereka, yang dilakukan oleh coach sejawat yang telah ditunjuk hasil diskusi dengan Kepala Sekolah. Perangkat Coaching yang digunakan mengikuti alur GROW, yaitu Goal atau tujuan yang ingin dicapai, Reality atau realitas saat ini, Options atau opsi yang dapat diambil, dan Will atau rencana tindakan yang akan dilakukan. Perangkat tersebut telah penulis siapkan dan latihkan kepada guru penggerak perubahan di sekolah binaan sebagai berikut.
Dalam langkah ini, coach sejawat membantu coachee sejawat untuk merumuskan tujuan yang jelas, spesifik, dan terukur (SMART: Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound) dengan menggunakan pertanyaan pemandu yang telah penulis sediakan. Penulis mencatat bagaimana coach sejawat dapat membantu coachee sejawat mengidentifikasi tujuan mereka, memastikan tujuan tersebut sesuai dengan nilai-nilai dan kebutuhan coachee, dan mengukur kemajuan coachee dalam mencapai tujuan tersebut.
Langkah berikutnya melibatkan eksplorasi realitas saat ini yang dihadapi oleh coachee sejawat. Coach sejawat membantu coachee untuk mengidentifikasi dan mengakui situasi atau tantangan yang dihadapi, menggali pemahaman yang lebih dalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi situasi tersebut, serta mengenali emosi dan sikap yang mungkin muncul. Penulis mencatat tentang teknik atau pendekatan yang digunakan coach sejawat untuk membantu coachee sejawat menghadapi realitas secara objektif, memperoleh wawasan baru, dan mengidentifikasi aspek yang perlu ditingkatkan.
Dalam langkah ini, coach sejawat membantu coachee sejawat untuk mengidentifikasi berbagai opsi atau alternatif yang mungkin tersedia untuk menghadapi situasi atau tantangan yang dihadapi. Penulis mencatat tentang cara coach sejawat dapat membantu coachee sejawat untuk mempertimbangkan berbagai pilihan, mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari setiap pilihan, serta menggali pemikiran kreatif dan solusi yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya.
Langkah selanjutnya melibatkan eksplorasi motivasi, komitmen, dan keyakinan klien terhadap pilihan atau solusi yang telah dipilih. Coach sejawat membantu coachee sejawat untuk mengklarifikasi dan memperkuat kehendak mereka dalam menghadapi tantangan atau mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Penulis mencatat tentang bagaimana seorang coach sejawat dapat membantu coachee sejawat mengelola keraguan, hambatan, atau rasa takut yang mungkin muncul, serta membangun keyakinan dan komitmen yang kuat.
Langkah terakhir adalah merencanakan tindakan konkret yang akan diambil oleh coachee sejawat untuk mencapai tujuan atau menghadapi tantangan. Coach sejawat membantu coachee sejawat untuk merancang rencana tindakan yang terukur, realistis, dan dapat diimplementasikan, serta memantau kemajuan coachee sejawat dalam menjalankan rencana yang telah ditetapkan. Penulis mencatat tentang bagaimana coach sejawat dapat membantu coachee sejawat dalam mengidentifikasi langkah-langkah taktis yang diperlukan, mengatasi hambatan, dan menjaga akuntabilitas, serta memberikan dukungan berkelanjutan kepada coachee sejawat selama proses pencapaian tujuan atau menghadapi tantangan.
Dalam kesimpulan, Coaching GROW-TS adalah pendekatan yang efektif dan komunikatif dalam membantu coachee sejawat mencapai tujuan dan menghadapi tantangan. Sebagai seorang coach sejawat, perannya adalah membantu coachee merumuskan tujuan yang SMART, menjalani eksplorasi realitas saat ini, mengidentifikasi opsi dan alternatif, mengklarifikasi motivasi dan komitmen, merencanakan tindakan konkret, serta mengimplementasikan dan memantau kemajuan. Selain itu, coach sejawat juga memberikan dukungan emosional, umpan balik konstruktif, serta membantu coachee dalam mengevaluasi hasil dan merencanakan langkah-langkah selanjutnya. Dengan pendekatan yang sistematis dan terarah, Coaching GROW-TS dapat membantu coachee sejawat mencapai potensi penuh mereka dan meraih kesuksesan dalam merealisasikan perubahan praktik pembelajaran yang dibutuhkan saat ini. Capaian ini menjadi umpan balik yang positif bagi penulis, menunjukkan bahwa upaya membentuk coach sejawat di sekolah binaan dapat menjadi solusi yang efektif untuk memperkuat perubahan. Berikut dokumentasi implementasi Coaching GROW-TS.
Dr. Ninik Kristiani, M.Pd
Pengawas Sekolah, Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Malang